Archive for March 14th, 2007

my sweet memories…. mutiara bunda

sebelum berangkat rame-rame ke kota malang kemaren, aku sempatkan mampir juga ke “bekas” markas ku dulu, sempat ketemu sama mega, yessy, angel, evan, jj, ayu, yos dan konco2 semua waktu masih di SD. Mutiara Bunda dulu, juga ketemu dengan para mantan “suhu” yang cantik2

Ada hal bikin aku sangat bangga dengan sekolah ini, semua anak apapun itu latar belakangnya (berkebutuhan khusus bin autis, cacat, nakal atau yang lainnya) ditempatkan pada satu kelas bersama anak-anak “normal”, semua diajarkan untuk saling menghargai dan mengasihi sesama, meski sekolah ini tidak berbasis pada satu ajaran agama tertentu.

Ada yang lain waktu aku datangi bekas markasku itu, kalau dulu mereka yang berkebutuhan khusus itu dijadikan satu kelas dengan yang “tidak berkebutuhan khusus”  dan pada jam2 tertentu di ruang BK, sekarang sudah disediakan kelas khusus yang disediakan untuk anak yang berkebutuhan “lebih” khusus…. Sempat aku ngobrol-ngobrol sama “mum” Linda yang masih saja keliatan cantik dan diajak jalan muter2 ngelilingi “kampus”ku dulu yang sekarang nampak tambah fresh dengan warna kuning cerahnya

Di sebuah ruangan berukuran 7 meter x 6 meter, berkumpul delapan anak dengan tingkah dan perilaku beragam. Beberapa anak terlihat serius menulis, membaca, mewarnai, atau hanya duduk dengan pandangan kosong. Beberapa anak itu seperti punya dunia sendiri dan tak ada orang di sekitarnya.Ada pula yang tak bisa diam dan terus berkeliling di ruangan yang dipenuhi sejumlah tempelan warna-warni itu. Tiba-tiba saja, seorang anak menggebrak meja kecil di depannya. Dengan berteriak, dia lantas melempar tempat menyimpan alat tulisnya ke tembok di sampingnya.Salah satu kelas Sekolah Mutiara Bunda itu memang disediakan khusus bagi anak-anak autis. Di sana mereka menjalani sejumlah terapi, baik perilaku, bicara, maupun emosi, yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. “Mereka tetap kami tampung agar mendapat penanganan yang lebih tepat,” ujar Ketua Yayasan Pendidikan Mutiara Bunda Linda Irene.

Dia menyebut, karena kerap ditolak saat didaftarkan di sekolah-sekolah umum, sejumlah anak autis tersebut akhirnya dimasukkan ke sekolah luar biasa (SLB). Padahal, lanjut dia, jika penanganan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus itu dilakukan secara tepat, mereka dapat kembali seperti anak-anak lain pada umumnya. Karena itu, kata Linda, tujuan utama sekolahnya membuka kelas khusus tersebut lebih disebabkan pertimbangan kemanusiaan. “Bukan uang atau keuntungan yang kami cari,” ujarnya.

Linda menyebut, anak-anak autis yang kebetulan berasal dari keluarga tak mampu pun akan tetap diterima di sekolah tersebut. “Jangan sampai anak-anak itu malah diasingkan,” jelasnya.

Ryan, salah seorang siswa di kelas khusus yang dibentuk sejak dua tahun lalu itu, misalnya. Ketika awal masuk sekolah tersebut sekitar 1,5 tahun lalu, siswa yang kini duduk di SMP Mutiara Bunda kelas 8 (atau kelas 2 SMP, Red) tersebut punya kecenderungan emosi yang sering tak terkontrol.

Menurut Sri Wahyuni Listyowati, salah seorang pengajar di sana, saat awal masuk, Ryan kerap tiba-tiba masuk ke kantor sekolah dan merusak sejumlah berkas milik sekolah. “Akhirnya, kami hanya mengamankan file-file agar jangan sampai terjangkau olehnya,” ungkapnya. Selain itu, anak berkacamata minus tersebut pernah tiba-tiba naik tiang bendera saat upacara di sekolah.

Namun, setelah menjalani sejumlah terapi, kini Ryan yang bercita-cita menjadi dokter spesialis anak itu malah menjadi juara kelas. “Terkadang, kalau lagi labil, memang masih emosional,” jelas Yuni.

Seperti kemarin, setelah mengikuti ulangan yang menurut Ryan cukup sulit, dia lantas berteriak-teriak di kelas. “Kami tetap melakukan terapi, tapi kami yakin nanti dia bisa seperti anak-anak lainnya,” lanjutnya.

Setiap hari, anak-anak autis di sekolah swasta tersebut masuk mulai pukul 07.30 hingga pukul 13.00. Namun, sekitar tiga jam para siswa autis itu dipisahkan dari siswa umum lainnya. Mereka ditempatkan di kelas khusus untuk menjalani sejumlah terapi. Selebihnya, mereka tetap dikumpulkan bersama siswa-siswa lainnya. “Mereka harus tetap bersosialisasi dengan teman-temannya yang lain,” jelasnya.

Jika dianggap berpotensi mengganggu konsentrasi belajar siswa saat berada di dalam kelas, biasanya mereka didampingi salah satu pengajar khusus yang sudah disiapkan.Bravo MB…. reach the star on the sky… go and get it !

Radius 3 Km Ambles Lebih Dulu

Jawa Pos, Rabu, 14 Mar 2007,

Semburan Lumpur Porong Sudah Bercampur Batu

Rentetan masalah akibat semburan lumpur panas di Kecamatan Porong akan terus berkembang. Sebab, hingga kini semburan lumpur tidak kunjung berhenti. Bahkan, makin banyak muncul titik semburan baru di sekitar semburan utama. Masalah utama yang membayang saat ini adalah amblesnya tanah di sekitar lokasi sumur utama yang menyemburkan lumpur. Jika melihat fenomena pembentukan mud volcano di seluruh dunia, hal itu dipastikan benar-benar terjadi dalam waktu dekat. Geolog dan Kepala Unit Pusat Studi Bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amien Widodo, yang menyampaikan hal itu. Menurut dia, ada tiga tahap pembentukan sebuah mud volcano. Yakni, fase erupsi air bercampur lumpur (sudah lewat), fase erupsi lumpur bercampur batu (sedang berlangsung), dan yang terakhir adalah fase penurunan tanah sekitar tempat semburan lumpur yang akhirnya membentuk suatu bentukan akhir dari sebuah gunung lumpur. Setelah nanti semburan berhenti, kata Amien, tanah akan ambles dan bentukan gunung lumpur akan terjadi. Gunung lumpur itu berbentuk lingkaran dengan pusat semburan terletak di tengah. Selama terbentuknya mud volcano, terjadi patahan radial, patahan melingkar, perlipatan, dan pengapitan tanah. Patahan radial dan melingkar akan mengakibatkan amblesan melingkar di sekeliling pusat semburan. “Saat ini semburan lumpur di Kecamatan Porong telah memasuki fase erupsi lumpur bercampur batu. Tidak lama lagi, tanah di sekitar pusat semburan pasti ambles,” ungkapnya. Pria kelahiran Jogjakarta itu menyatakan, kemungkinan terjadinya fase tidak beruntun. Bisa saja fase kedua dan fase ketiga berlangsung bersamaan. Amien mencontohkan patahnya pipa gas Pertamina pada Desember tahun lalu sebagai salah satu tanda bahwa di lokasi semburan lumpur telah terjadi penurunan tanah. Padahal, jika dilihat kasat mata, fase kedua, yakni erupsi lumpur dan batu, baru saja terjadi. Amien tidak dapat memprediksi berakhirnya fase kedua pembentukan mud volcano yang kini sedang terjadi di Sidoarjo. Dia mengatakan bahwa hal itu bisa berlangsung selama berjuta-juta tahun. Namun, dapat pula hanya beberapa tahun. “Mud volcano di Canyonlands National Park dan di bagian barat dataran tinggi Colorado, Utah, Amerika Serikat, membutuhkan waktu berjuta tahun, sedangkan Gunung Lumpur Piparo di Trinidad and Tobago hanya beberapa ratus tahun,” jelasnya. Penurunan tanah di Kecamatan Porong saat ini mencapai 5 sentimeter per tahunnya. “Pond I (radius sekitar 3 km, Red) akan ambles terlebih dahulu. Sebab, daerah tersebut paling rawan,” tuturnya. Jika digambarkan melintang, amblesan tanah tersebut berbentuk menyerupai corong, dengan pusat semburan sebagai titik tengah penurunan tanah. Akibat dari penurunan tanah itu, terjadi retakan dan patahan di beberapa tempat yang bisa memunculkan pusat-pusat semburan baru. Meski volumenya tidak sebesar pusat semburan utama, lahirnya pusat semburan baru itu berpotensi mempercepat penurunan tanah. Amien menyatakan, cara penghentian semburan lumpur dengan bola-bola beton tidak akan berjalan efektif. Sebab, sumbatan di pusat semburan utama justru akan memperbesar semburan di titik-titik baru yang jumlahnya berkembang sangat banyak. Selain itu, upaya tersebut juga terlalu berisiko, baik untuk pekerja maupun masyarakat di sekitar lokasi. “Sewaktu-waktu bisa terjadi ledakan gas karena sumbatan tersebut,” ungkapnya. Untuk mengantisipasi dampak yang lebih buruk, masyarakat harus berperan aktif. Masyarakat diharapkan segera melapor ke petugas yang berwenang jika melihat tanda-tanda menurunnya tanah. Misalnya, retakan dinding rumah, tidak terbukanya pintu di beberapa rumah akibat posisi tanah telah berubah, atau tergenangnya air di beberapa kawasan yang berdekatan dengan lokasi semburan. Hal itu dimaksudkan agar tim ahli dapat segera memetakan lokasi sehingga dapat segera ditangani. Indrasurya B. Mochtar, ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS yang juga anggota tim pakar Timnas Penanggulangan Lumpur, menyatakan, selain amblesnya tanah, ada dampak lain yang bakal terjadi. Yakni, Surabaya dan Sidoarjo akan terendam air karena aliran sungai tidak lancar akibat sumbatan lumpur. “Kalau Sungai Porong tersumbat, seluruh air dari Sungai Brantas akan mengalir ke Surabaya. Bisa dipastikan, Surabaya akan tenggelam,” jelasnya. Tersumbatnya Sungai Porong juga akan membuat air sungai meluber ke daerah sekitarnya. Jika hal itu berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama, Sidoarjo pun menyusul kebanjiran. Anggrahini, dosen Teknik Sipil yang juga anggota tim pakar Timnas Penanggulangan Lumpur, mempertegas pernyataan Indrasurya. Wanita 68 tahun itu mengatakan, dua sungai -Jati Anom dan Juwet- di kawasan Porong hulunya telah terendam lumpur. Sangat mungkin, Sungai Porong menjadi korban berikutnya. “Kalau Sungai Porong tersumbat, potensi terjadinya banjir sangat besar,” katanya. Petani di sekitar Porong juga akan terancam gagal panen. Sebab, ketika musim kemarau nanti, lumpur akan semakin pekat dan itu mengganggu jalannya air sungai. Jika demikian, bisa dipastikan tidak akan ada air mengalir ke daerah persawahan. “Kalau tidak segera ditangani dengan benar, akan terjadi kekacauan masal,” tegasnya. Menurut Indrasurya, ada beberapa hal yang menjadi kendala untuk penanganan lumpur. Selain umur dan sifat semburan yang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir, sifat lumpur yang kental dan panas juga menyulitkan penanganan. Tidak hanya itu, tanah di daerah lokasi merupakan tanah lunak yang memiliki kecenderungan penurunan yang tinggi sehingga bangunan di atasnya mudah bergerak. Tidak hanya itu, Tim Penanganan Dampak Lumpur Lapindo juga harus berpacu dengan waktu. “Jika tidak segera dilakukan penanganan, akhir tahun ini, luas lahan yang terendam lumpur bisa mencapai 5.000 hektare,” tuturnya. Itu belum termasuk masalah ketidaktahuan masyarakat tentang penanganan semburan. “Karena tidak mengerti secara mendalam, mereka inginnya terselesaikan secara instan. Akhirnya, sering terjadi bentrokan kan?” jelasnya. Karena itu, dia berharap pemerintah dapat segera menyadarkan masyarakat mengenai dampak meluasnya lumpur tersebut dan dapat segera mengambil tindakan tepat. (lusie wardani/anggit satriyo

Lapindo oohhhh…. lumpurmu

setelah dua hari terakhir (senin dan selasa) kota sidoarjo dibuat lumpuh oleh ekpresi kekesalan (sengaja aku nggak pakai kata d**o) warga porong (perumahan Tanggul  Angin Asri), kebetulan kemaren sore aku sama temen-temen ada perlu dan harus jalan ke kemalang, wah mau nggak mau, harus ngeliwati pusat semburan lumpur, mumpung lewat disana dan skedul di kota malang agak longgar kami sepakat untuk belok ngeliat situasi tempat penampungan (pengungsian….?) di pasar porong baru. 

Meskipun rumahku ada di sidoarjo, tapi aku belum pernah lihat dengan mata, kepala dan dengar telinga sendiri….  bukannya aku nggak ada empati… tapi sware, aku bener-bener takut ngeliat lumpur….. Seteliah ngeliat, denger dan tau sendiri…. sungguh, aku sangat prihatin dengan kondisi mereka, rumah yang dibeli dengan seluruh tabungan yang mereka miliki, kemudian direnovasi sedikit demi sedikit, dalam waktu singkat hilang musnah dilahap lumpur.

Ironisnya, masih belum ada kejelasan ganti untung apa yang akan mereka terima…

ngetes lagi neeehhhh…..

denim-jeans-104.jpgtest uplot gambar yang lebih gedhe…. lumayan lahhhhh..

hi hi hi

kasih komen dong….

2c1d2992.JPG

ini pertama kali aku nyoba blog ini

kayaknya boleh juga neh….


halaman

kalender

March 2007
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Flickr Photos

dikunjungi

  • 2,499 kali